Selasa, 21 Oktober 2014

MENGENAL PERTANIAN DI SELANDIA BARU

                Selandia Baru telah dikenal sebagai negara agraris sejak abad ke-19. Kesuksesan Selandia Baru sebagai Negara Petani dan Peternak semata-mata karena kesadaran masyarakat untuk mencintai potensi yang dimilikinya, serta didukung oleh kemudahan perizinan usaha yang menempati urutan ke-2 dari 195 negara sedunia.
           Negara subtropis yang memiliki kesan segar dan indah ini mempunyai kondisi geografis yang mirip dengan Indonesia, karena pertaniannya juga merupakan salah satu inti dari ekonomi disana. Selandia Baru, dikenal dengan nama New Zealand di mancanegara, memiliki hamparan lahan berbukit dan landai. Negara ini merupakan contoh nyata salah satu negara yang berhasil memajukan kehidupan petani dan peternak, serta sukses mengolah berbagai industri yang berkaitan dengan pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.
Jika dibandingkan dengan Indonesia, berikut ini adalah perbandingannya:
tabel
                 Selandia Baru memiliki luas wilayah kedaulatan seluas 268,680 km2,memiliki jumlah populasi 4.430.400 jiwa. Negara ini terbagi menjadi dua pulau yaitu Utara dan Selatan dengan bentuk permukaan yang menyerupai pulau Sulawesi dan Jawa. Selandia Baru merupakan negara maju dengan kontribusi hasil pertanian, perternakan dan perkebunan sebesar 4,8% dari total Produk Domestik Bruto per kapita. Jika diteliti lebih lanjut persentase tersebut terlihat kecil, namun yang mengagumkan, jika dilihat dari persentase komoditi ekspor, produk-produk hasil pertanian, perikanan, perkebunan merupakan kekuatan utama dalam mendatangkan devisa. Hampir 50% komoditas ekspor Selandia Baru berasal dari industri pertanian yang diekspor ke negara-negara tetangga seperti Australia, Amerika, China, Jepang dan Inggris.
            Komoditas pertanian yang diprioritaskan oleh Selandia Baru antara lain zaitun, apel, anggur, dan kiwi. Selain itu, berbagai jenis buah-buahan maupun sayuran bisa tumbuh disana dengan baik. Dengan keadaan itu penduduk disana memadukan potensi keindahan alamnya, petani perkebunan dan pemilik kebun menjadikan perkebunan mereka sebagai objek wisata. Penduduk lokal maupun mancanegara banyak yang berkunjung ke perkebunan yang ada di Selandia Baru. Banyak restoran yang menyajikan produk dengan bahan baku yang diambil langsung dari kebun mereka. Cara ini tentu saja menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.
              Selain unggul di bidang hasil pertaniannya, Pertanian Selandia Baru juga telah menjadi penyedia spesialis pelatihan pertanian dan holtikultura berkualitas sejak tahun 1993 dan diakui sebagai penyedia spesialis Organik Holtikultura. Pertanian Selandia Baru dimiliki oleh PGG Wrightson, salah satu agribisnis terbesar di Selandia Baru, yang di bawah berbagai nama telah melayani industri pertanian Selandia Baru selama lebih dari 100 tahun. Mereka memiliki staf ahli dengan kualifikasi dan pengalaman dalam pembelajaran orang dewasa yang disiplin dan tepat dalam memberikan kursus di seluruh Selandia Baru.   

Sumber :



KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN



Negara indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil alamnya, terutama dalam sektor pertanian. Hampir 70% masyarakat indonesia hidup dengan menggantungkan diri dari hasil alam. Banyak sekali yang dapat diproduksi dari sektor pertanian. Oleh karena itu perlu adanya tindakan berupa kebijakan dari pemerintah supaya pertanian di Indonesia ini bisa terus dipertahankan dan terus memnuhi kebutuhan masyarakat. Dibawah ini ada beberapa kebijakan pemerintah yang berupa tujuan, strategi, dan hal lainnya. Yaitu sebagai berikut:

Tujuan Kebijakan Pemerintah :
1.       Memajukan pertanian
2.       Mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif
3.       Meningkatkan produksi dan efisiensi produksi
4.       Tingkat pendapatan petani meningkat
5.       Tingkat kesejahteraan petani dan masyarakat meningkat

 Strategi kebijakan pemerintah
1.       Usaha pengembangan ekonomi lebih difokuskan pada sektor yang menghidupi mayoritas penduduk yaitu penduduk di pedesaan yang berprofesi sebagai petani
2.   Program industrialisasi mestinya difokuskan pada aktivitas yang memiliki keterkaitan dengan kepentingan mayoritas
3.     Pendidikan menjadi pra-syarat utama pembangunan dan ini harus dapat dijangkau oleh golongan mayoritas
4.    Dalam pembangunan pertanian, prioritas bukan sekedar memproduksi komoditi, tapi penciptaan nilai tambah (value added)
5.    Industrialisasi harus terkait dengan kepentingan petani sebagian besar hasil pertanian terutama perkebunan masih diolah diluar Indonesia, misalnya karet, Clude Plam Oil/CPO, kakao, dll. Hal ini sebenarnya sangat mendukung industrialisasi, oleh karena itu sebaiknya produk bukan dijual sebagai barang mentah
6.     Terkait dengan efisiensi, progam swastanisasi/privatisasi perlu persiapan, karena liberalisasi yang terburu buru akan sangat berbahaya
7.       Peran dan intervensi pemerintah unutk memberi prioritas pada “mayoritas” tetap diperlukan, bukan sepenuhnya diserahkan pada “market mechanism” (invisible hand).
8.       Perlu keseimbangan antara kepentingan pasar dan campur tangan dan atau peran pemerintah.

Kebijakan  pemerintah Indonesia di bidang pertanian mencakup beberapa hal:
1.       Kebijakan Harga
Mempunyai tujuan sebagai berikut:
-        Mengurangi ketidakstabilan harga dan pendapatan
-     Memberikan manfaat kepada konsumen karena terjaminnya penawaran dan mencukupi   kebutuhan bahan baku industri
-  Meningkatkan swasembada pangan sehingga mengurangi ketergantungan impor,   menghemat devisa, dan memperbaiki neraca pembayaran
-        Menjaga stabilitas politik
         Contohnya kebijakan pada komoditas beras. Kebijakan harga minimum untuk melindungi petani dan kebijakan harga maksimum untuk melindungi konsumen.

2.       Kebijakan Perdagangan
Tujuan dari kebijakan perdagangan ini adalah memperlancar atau menghambat pemasaran komoditi dari suatu wilayah ke wilayah yang lain.
Kebijakan perdagangan merupakan suatu pembatasan yang diberlakukan pada impor dan ekspor suatu komoditas. Untuk impor, dengan pemberlakuan tarif impor dan kuota impor untuk membatasi jumlah yang diimpor dan meningkatkan harga domestik di atas harga dunia. Untuk ekspor, dengan pajak ekspor dan kuota ekspor untuk membatasi barang yang di ekspor dan mengkonsdisikan harga domestik yang lebih rendah dari harga dunia.

3.       Kebijakan Subsidi
Contohnya adalah subsidi bagi petani, misalnya subsidi pupuk dan subsidi bagi agroindustri, misal subsidi minyak  tanah, BBM. Hal ini berpengaruh pada penurunan biaya produksi dan meningkatkan penawaran.

4.       Kebijakan Struktural
Kebijakan ini dapat berupa :
-          Perbaikan prasarana pertanian
-          Pengenalan teknologi pertanian
-          Penyuluhan pertanian
-          Pengusahaan alat-alat pertanian

5.       Kebijakan Pengaturan
Pelaksanaan kekuatan kebijaksanaan pemerintah dengan menggunakan UU, peraturan, ketetapan  yang berkenaan dengan perekonomian dan niaga. Hal ini dimaksudkan untuk:
-          Pencegahan praktek persaingan tidak wajar dan monopoli yg tidak wajar
-          Pengaturan kelancaran perdagangan dan jasa yg diperlukan
-          Perlindungan konsumen
-          Pengaturan barang
-          Bantuan kemajuan perekonomian dan sosial
Dan mempunyai tujuan sebagai berikut:
-          Menjaga keselamatan industri dlm negeri/dlm persaingan
-          Perlindungan kepentingan dan kesehatan kons
-          Menciptakan kondisi perdagangan efektif dan lancar
-          Meningkatkan pendapatan pemerintah



Sumber :
http://firdafaizatulqomariyah.wordpress.com/2014/06/11/kebijakan-pemerintah-dalam-sektor-pertanian/
www.slideshare.net/mobile/CutEndangKurniasih/kebijakan-pemerintah-dalam-pembangunan-pertanian
pengantaragribisnis.files.wordpress.com/2012/01/kebijakan1.ppt

Selasa, 14 Oktober 2014

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Sunda

Dengan keadaan tanah yang subur dan banyaknya dataran tinggi, masyarakat Sunda banyak yang terjun ke dunia pertanian. Sebagian besar masyarakat suku Sunda bekerja di lahan dan bahkan tidak sedikit yang mempunyai lahan sendiri untuk dikelola guna memenuhi kebutuhan pangan.

Kearifan Lokal Petani Lahan Lebak



Teknologi kearifan lokal yang petani di lahan lebak berkembang berdasarkan pentingnya sesuatu hal itu menurut wacana kebudayaan  penduduk setempat serta kemudahan dalam melakukan pengamatan. Berdasarkan kedua prinsip itu petani lahan lebak di Kalimantan Selatan mengembangkan pengetahuan lokal dalam prioritas yang berbeda. Bagi orang Negara yang mementingkan bahuma di darat, maka musim kering merupakan sesuatu yang penting bagi mereka, maka pengetahuan mengenai peramalan datangnya musim kering juga menjadi hal yang penting bagi mereka.